Refleksi 2019: Karir, Kegagalan dan Harapan (3)

Ivan Pamuji
2 min readJan 7, 2020

--

Tahun lalu, sejujurnya saya berharap saya berusaha lebih keras dari apa yang sudah dilakukan. Namun ada kalanya, mendorong diri sendiri terlalu jauh juga bisa dibilang tidak sehat.

Karir, pesantren dan pendidikan ekstensi saya bisa berjalan beriringan. Meskipun saya harus mengorbankan waktu bermain. Pada akhirnya semua kegiatan tersebut tidak bisa membohongi lagi fisik dan pikiran. Saya semakin mudah kelelahan dan kehilangan fokus.

Saya pun ke luar dari pesantren, karena saya merasa ke depannya saya akan sangat sulit untuk berkembang di sana. Saya pun memilih mengejar karir dan pendidikan.

Sempat ada peluang untuk naik level di pekerjaan saya saat ini. Gagal di tahap interview, setelah mengevaluasi, saya melihat diri saya masih belum terlalu baik mendeskripsikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya sehari-hari dan masih sangat minim pengalaman, dibanding pesaing-pesaing saya yang lain.

Tim Gouw/Pexels

Saya sempat daftar beasiswa sekolah digital. Juga gagal. Tahun lalu, beberapa kali saya gagal dan mental saya jatuh. Merasa sudah berusaha namun segala sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Hal yang penting untuk diingat adalah jangan lupa beristirahat. Tidak hanya berupa tidur, namun rehat dari pusing dan kegelisahan tentang masa depan. Tidak ada salahnya melupakan rencana ke depannya dalam beberapa hari, menghabiskan waktu untuk mendengarkan lagu, menonton film ataupun bermain game.

Ketika pikiran dan mental sudah lebih rileks, evaluasi mutlak dilakukan dan memikirkan langkah ke depannya.

Tahun lalu juga saya menyadari, pentingnya sebuah support system dalam setiap perjuangan. Kadang berjuang itu bukan melulu soal diri sendiri, tapi juga tentang orang-orang yang ada di sekitar saya. Mereka lah yang selalu berada di belakang dan menyemangati dan siap membantu atau menemani ketika saya jatuh. Support system yang baik adalah sebuah kemewahan. Sesuatu yang sangat perlu disyukuri.

Saya selalu merasa kalau keberkahan dan doa itu sangat membantu. Karena selalu ada “tangan-tangan” yang jauh lebih besar daripada kita. Juga berbuat baik dan menolong orang lain, seolah kita menabung keberuntungan yang akan menolong kita di kemudian hari.

Sampai pada akhirnya di akhir tahun, saya mendapatkan kabar istimewa yang harapannya bisa membawa ke level selanjutnya. Tidak sabar untuk belajar hal baru dan berjuang lebih keras lagi.

Bismillah.

--

--